Tuesday, October 18, 2011

Alm. WAHYU ARDHI NUGROHO in memoriam


                    Ardhi ( paling kiri ) bersama keluarganya saat resepsi Nia

RIP.15 Okt 2011

Lima hari sudah sejak kepergianmu, Dhi...
Rasanya hati ini masih belum percaya kalau Ardhi telah berpulang
Keponakanku yg lebih ku anggap sebagai adik sepupuku karena usia yang sebaya denganku
Masih terekam dalam ingatan 
Waktu kecil setiap main ke Semarang, pasti nginep di rumah Ardhi
Main kejar - kejaran, petak umpet sama Ardhi dan si kembar Taufan - Tauhid
Tidak banyak kebersamaan dengan kalian kakak beradik
Tapi cukup membekas dalam kenangan kebersamaan yang sangat jarang itu
Masih ingatkah , Dhi... dulu kita sering kirim-kiriman surat
Sekedar menanyakan kabar...
Surat terakhir, ku selipkan uang Rp. 100.- sebanyak 10keping
Lucu aja mengenangnya...
Bisa - bisanya aku menyelipkan uang receh 100 perak sampai 10  keping lagi... 
Maklumlah masih polos, masih anak - anak
Yang terpikir saat itu oleh ku adalah untuk uang jajan .. heheheh
Waktu terus berlalu ...
Hingga kita masuk masa remaja
Anehnya, sejak kita remaja, justru kita saling malu
Kalau aku ke Semarang tidak pernah lagi ada canda tawa sperti dulu
Setiap ketemu muka, selalu berpaling, bukan karena marah atau tidak suka, tapi karena malu
Hanya sesekali saja bertegur sapa, itupun hanya sekedar say Hi
Walaupun demikian, aku selalu mengikuti setiap kabar tentang kamu, Ardhi dan adiik - adiknya
Karena, aku merasa kalian keluarga dekatku
Bahkan sewaktu aku dengar kabar kamu jauh dan berpaling dari keluarga, aku mendoakan semoga kamu baik - baik saja
dan kembali ke jalan yang lurus
Hubungan kekeluargaan makin dekat... setelah aku menikah, mendapat suami orang Semarang dan aku pun tinggal di Semarang
Secara otomatis, kalian lah satu - satunya keluarga dari pihak aku
Terutama Mbak Iis menjadi tempat aku cerita segala unek - unek 
Setiap ada waktu luang, aku dan keluargaku menyempatkan diri main ke rumah kalian di  Sompok
Begitu juga sebaliknya, kalian datang ke rumahku
Ardhi doyaaaaannn sekali Kekian buatan inu mertuaku
Setiap disuguhi Kekian, langsung disantapnya tanpa rasa sungkan
Pun ketika kabar tidak mengenakkan itu datang
Saat kepergianmu dari rumah
Menikah dengannya
Memutuskan tali silahturahim dengan seluruh keluarga
Dan janjimu untuk tidak kembali ke rumah sebelum jadi orang
Kami, seluruh keluargamu selalu mendoakanmu
Semoga Ardhi kembali mendapatkan hidayah-Nya 
Kami titipkan kamu pada Allah SWT
Dan rupanya, doa kami pun didengar-Nya
Saat - saat pernikahan Nia kemarin itu adalah kenangan terindah bersamamu, Dhi
Kami semua keluargamu sangat bahagia melihat senyum kebahagiaanmu 
Semua keluarga membatin, termasuk aku 
" Senennngggg banget liat Ardhi ketawa - ketawa, gelendotan sama Mas Uki, semuanya diajak ngomong. Ardhi kelihatan seperti kangeeeeeen sekali bercengkrama dengan seluruh keluarganya "
Buat aku pribadi juga begitu, sangat indah dan tidak akan pernah ku lupa
Keakraban yang tercipta antara aku dengan Ardhi, antara Ardhi dengan anak - anakku, antara Ardhi dengan seluruh keluarga yang hadir dalam pernikahan Nia is the best memory of you
Dan suatu malam,aku terima sms kalau Ardhi sakit dari Mbak Iis
Besoknya, aku datang kan, Dhi...
Sediiiiiiih sekali melihat Ardhi sakit. 
Aku tahu saat itu Ardhi pasti merasakan sakit yang luar biasa, tapi karena Ardhi memang anak yg baik, yang tidak mau membuat orang lain merasa susah, Ardhi bilang tidak sakit.
Melihat kecemasan Rini - istrimu, Mba Ninuk - ibumu, Mbak Iis - Tantemu, aku pun sangat cemas sekali
Namun karena kesibukan, aku absen hanya sehari saja tidak menjengukmu
Rasa bersalah tidak menjenguk kemarin semakin memuncak ketika Mbak Iis sms kalau Ardhi sedang kritis
Tanpa ba..bi..bu...aku segera tancap gas ke RS
Saaaaakkiiit rasanya hati ini melihat Ardhi tidak sadar
" Ya Allah, berikan yang terbaik buat Ardhi. Turunkan mukjizat - Mu unutk kesembuhan Ardhi jika memang itu yang terbaik buat Ardhi. Namun jika memang yag terbaik, Ardhi harus pergi, aku mohon ambillah dia dalam keadaan khusnul khotimah."
Mbak Ninuk dengan penuh cinta kasih membimbing Ardhi, " Allah...Allah...Allah ..Ardhi mohon ampun, Allah "
Air mata demi air mata menetes dariku, Mba Ninuk, Rini, Mbak Iis dan semua keluarga yang hadir.
Dengan susah payah, dengan niat yang suci terlahir dari hati yang paling dalam, Ardhi sebut nama-Nya.. "Allah,,, Allah"
Ya Allah, ampuni Ardhi... bukakan jalan-Nya..bukakan pintu taubatMu untuk-Nya
Pukul 23.05, Ardhi berpulang ke Rahmatullah dengan tenang, dengan wajah penuh senyum dan berseri
Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Kami ikhlas dan ridho Engkau mengambilnya kembali
Semoga Ardhi tenang dan bahagia di sana, seperti apa yang Ardhi inginkan.
Doaku untukmu, Ardhi...
Semoga Allah bukakan pntu taubat seluas - luasnya, Dia terima segala amal ibadahmu, Dia lapangkan kuburmu, Dia berikan cahaya yang menerangi kuburmu. 
Selamat jalan Ardhi ...
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji'uun

Tulisan ini ku hadiahkan untukmu di sana
Tolong temani malaikat kecilku disana, ya Dhi .... 

No comments:

Post a Comment