Sunday, September 18, 2011

RINDU TAK TERPERI

Hati ini seperti tertancap panah asmara setiap  melihat seorang bayi
menjadi pilu kala ku dengar tangisan bayi
Saat seorang ibu membicarakan bayinya yang baru lahir, aku hanya diam menata hatiku yang bergejolak 
Aku terenyuh menyaksikan anak - anakku menginginkan seorang adik bayi
"Bunda, besok Oma mau beliin Auryn adik bayi yang bisa menangis dan mengompol," kata Auryn dengan polosnya. Dia menceritakan isi smsnya pada Oma Eli. 
Karena Omanya menjanjikan akan datang untuk membawakan adik bayi, setiap pulang sekolah selalu ditanyakannya, " Oma Eli sudah datang, Bunda?" 
Pun setelah itu segera sms Oma Eli menanyakan kenapa tidak datang.
Hingga akhirnya, Omanya menelepon dan meminta maaf karena tidak bisa datang.
Oma menganggap Auryn minta dibelikan boneka....Sementara aku tahu Auryn tidak minta dibelikan boneka
Ia minta dibelikan seorang adik bayi
Adik yang lucu, yang bisa ia gendong, yang bisa menangis dan juga mengompol dan yang bisa ia ajak main.
Dan aku menjelaskan kembali padanya, dalam bahasanya ....
"Auryn kan sudah punya adik bayi. Adiknya Auryn tinggalnya di surga. Adiknya Auryn senang tinggal di surga karena di surga bisa makan es krim terus..bisa makan semua yang adik mau. Rumahnya adik juga bagus sekali , rumahnya dari Emas. Adik lagi buatin rumah yang bagus buat Ayah, Bunda, Mas Dhayan dan Mba Auryn di surga. Adik Abiy itu adalah adik Auryn yang baik, yang pintar dan sangat disayang Allah. Makanya Adik sudah tinggal di surga. Kata Adik Abiy, " Mba Auryn jangan nakal ya ....Adik Abiy juga sayang sm Mba Auryn..."
"Bunda...kapan Auryn bisa ketemu adik Abiy????"
"Nanti ya, Nak....Tunggu rumahnya yang di surga sudah jadi dan bagus nanti Adik Abiy jemput kita. Kalau Auryn kangen, Auryn doain Adik Abiy ya supaya rumahnya cepat jadi. Kadang - kadang Adik Abiy juga datang kok ke mimpin Bunda. Auryn berdoa aja sama Allah supaya mimpi ketemu adik." 
Auryn tersenyum puas.
Rindu yang sangat tak terperi ini bukan hanya aku yang merasakan.... 
Tapi kami yang telah kau tinggalkan, Abiy
Sekali lagi...Bukan karena aku tak ikhlas
Tetapi karena rindu ini sungguh tak terperi


No comments:

Post a Comment